Kamis, 03 Februari 2011

Fitrah

copy paste dari sebuah note dalam situs jejaring sosial facebook
Yuk-Jadi Orangtua Shalih Mudah-mudahan dapat memberi manfaat
  

Written By:
Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari

 Ayah, Ibu…

Setiap anak yang diturunkan ke dunia
lahir dalam keadaan fitrah bukan?

“Kullu mauluudin yuladu alal fitrah.
Fa abaawahu.”
Setiap anak lahir dengan fitrah,
bergantung orangtuanya bagaimana ia dibentuk.

Karena anak lahir dengan fitrah,
bukankah berarti tak satupun anak ketika lahir
berniat menghancurkan masa depannya?

Tak ada satupun bayi ketika lahir berniat di kepalanya
“Ah jika besar nanti aku mau kena narkoba” ;
“Ah jika besar nanti aku akan hobi tawuran atau kebut-kebutan”.
Atau pernahkah ia berkata
“jika besar nanti aku akan mencuri uang orangtua.”
“Ah jika besar nanti aku mau membangkang pada ayah dan ibu”.
Adakah anak yang berniat begitu Ayah?
Bukankah berarti setiap anak yang diturunkan Allah ke dunia
Justru pada awalnya cenderung pada kebaikan?

Tetapi, mengapa, sebagian anak-anak ini
Yang lahir cantik, rupawan, lucu dan menggemaskan
Setelah ia beranjak remaja dan dewasa
Justru menjadi beban keluarga
dan menjadi masalah untuk lingkungannya?
Ada apa ini…….

Ayah, Ibu….
Karena anak lahir dengan fitrah
Sebagian masalah anak, justru orangtualah penyebabnya.
Periksalah ternyata sebagian anak justru dijatuhkan harga dirinya
di rumah, bukan di luar rumah

Sebagian kita mungkin pernah memukul tubuhnya,
seolah tubuh anak adalah barang pelampiasan amarah kita
sebagian kita mungkin pernah menampar pipinya,
seolah ia tempat empuk bagi telapak tangan kita
sebagian kita mungkin pernah membentaknya
sambil berteriak dalam hati: akulah yang bekuasa atas dirimu!

Atau mungkin… kita tak pernah melakukan semua itu?
Tapi tahukah ayah ibu,
Sebagian anak memang tak pernah dipukul
Tak pernah dicubit, tak pernah dibentak,
Tapi jarang sekali anak yang lolos untuk tidak disalahkan orangtua
Mulai dari buka mata di pagi hari
Sampai kembali menutup mata di sore hari

Ayah, Ibu….
Karena sebagian anak jatuh harga dirinya di rumah
Tanpa kita sadari, ada sebagian anak yang tak betah
Berada di samping orangtua
Panas hatinya
jika mendengar ‘ceramah-ceramah’ orangtuanya
dan overdosis nasihat yang ia terima
lalu kapan kita mendengarkan anak, ayah, ibu?

Ketika seorang kakak hendak mengambil mainan miliknya
Yang diambil adiknya,
Kita… dengan kekuatan kehakiman yang kita miliki
Dengan gagah berkata: kakak…. Ngalah dong sama adik!

Lihatlah pertunjukkan ini ayah…
Lihatlah ketidakadilan ternyata di mulai dari rumah
Lihatlah… kebenaran ternyata ditentukan oleh faktor usia
Lalu kita berdalil “adik nya kan masih kecil…”
Dalam hati si kakak berkata
“sampai kapan adik akan dibela?”
“Kapankah aku meminta lebih dulu dilahirkan ke dunia?”
“sungguh tak enak jadi seorang kakak”

Karena ketidakadilan di mulai dari rumah
Di tempat lain, sebagian adik pun berkata hal yang sama
“sungguh aku pun tak suka jadi seorang adik”
“Ketika ayah dan ibu tak ada aku sering dikerjai kakak semuanya”

Ayah ibu
Karena sebagian anak dijatuhkan harga dirinya di rumah
Sebagian anak akhirnya tak betah berada di rumah
Rumah baginya hanyalah tempat tidur sementara
Ia lalu mencari harga diri, berkelana mencari surga
Mencari orang-orang yang akan menghargai dirinya

Wahh… ternyata teman-teman ganknya bisa menghargainya
Lalu dalam hati ia berkata
Hm… ternyata aku dihargai jika aku pamer perkasa
aku ternyata perkasa jika menghisap ganja
aku gembira jika bisa menyusahkan siapa saja…..

Apakah itu yang ingin kita inginkan ayah, ibu?
Jika tidak, hormatilah jiwa anak-anak kita
Bukan sekadar uang, jajanan, mainan dan sekolah mahal semata
Itu semua penting
Tapi perkataan dan perlakuan penuh cinta dari Anda
Adalah warisan terindah untuk masa depan mereka

***
* Dikutip dari buku best seller "Sudahkah Aku Jadi Orangtua Shalih" penerbit Khazanah Intelektual dengan penulis sama dengan yang dicantumkan di atas

Hatiku
















ini tak seberapa dan bukan apa-apa
ini hanya perasaan dan ungkapan hati
seorang yang sudah tak punya hati lagi
untuk membuka hati hingga jatuh hati
dan menemukan sang tambatan hati
jika tak bisa menaruh hati pada hati yang lain
dan tak ada yang bisa menyentuh hati
tak lain karena terus terpaku pada satu hati
dan takan kelain hati dengan terus menjaga hati
sang pujaan hati akan selamanya tertata dihati
tapi hati-hati wahai hatiku
akan sakit dan patah hati
agar takan jadi penyakit hati
yang dapat merusak pancaran hati
membutakan mata hati
dan menutup pintu hati
satu cara yan mungkin terbaik
satu hati ku persembahkan untuk semua


Duhai hatiku bukalah hatimu. . .

Renungan Sejenak


















Tak ada yang bisa diandalkan
Tak ada yang bisa diharapkan
Kecuali hanya pada Nya
Itulah hidup yang selama ini umat manusia begitu perjuangkan
Semata demi nafsu duniawi namun seringkali merasa lupa diri
Ataukah tak tak tau diri
Entahlah. . .
Seakan-akan ini semua segalanya
Yang bisa memberikan kepuasan
Yang hanya seketika dan sementara
Mustahil abadi kecuali akhirat nanti
Daripada tidak sama sekali
Mungkin alangkah baiknya
Sesekali jiwa ini harus mawas diri

Hidup ini hanyalah perjalanan yang berujung
Sebagai perantara menuju jalan kekal Nya
Ingin begini begitu hanya sekedar berusaha yang dicapai
Tentu saja hanya Dia lah yang maha berkuasa atas segalanya
Semua tau. . .
Semua menyadari. . .
Semua meyakini. . .
Tak ada yang paling agung dalam luasnya semesta ini
Kecuali hanya Dia lah yang hanya satu
Yang tak pernah mengabaikan sekian hamba Nya
Yang selalu taat ataupun lalai pada Nya
Tak terbalas nikmat yang Kau beri
Tak terhitung salah ku yang diperbuat
Tak tau seberapa besar yang telah dipersembahkan sebagai amalku
Sungguh tak pantas diri ini menghuni nikmatnya istana Mu
Namun tak sanggup jika harus menerima pedihnya siksa Mu
Sebelum semua terlambat
Sebelum rasa sesal menjadi nyata
Ku mohon ijinkanku merasakan indahnya dunia Mu
Dengan selalu menyembah Mu disisa waktuku yang Kau beri
Sebagai satu cara tuk menghadap Mu nanti dalam megahnya surga Mu

Keadaanku




















Meski tak tersirat keindahan dalam tubuhku
Tapi ini adalah auratku dan syahwat bagimu
Jangan nodai cinta kita dengan pandangan yang buramkan hati
Terawat selalu dalam istiqomahku tuk jaga hati
Hingga semuanya menjadi halal bagimu dan pahala bagiku
Karena Dia pemegang teguh cinta yang hakiki
Telah janjikan surga taruhan Nya
Lurusnya jalan tak selalu mulus
Rayuan syaiton membisikan sejuta bahkan lebih
Godaan menggoyahkan iman dalam hati
Menjelma hasrat dalam diri
Terkurung dalam nyawa
Namun aksinya tak selalu begitu
Beribu ide hancurkan pendirian
Tuk kokohkan agamaku
Sosoknya tersebar jadi apapun dan siapapun yang dikenal
Yang disayang bahkan yang dipercaya sekalipun itu
Wahai diriku. . .
Jangan takut karena Dia telah ikatkan dengan rekat tali perjodohan padamu
Bersiaplah temui seseorang dengan cerminan dirimu sendiri
Cerminan seperti apa yang kau dapati
Yang bersih bersinar tuk bercermin
Atau yang kotor tak terawat
Persiapkanlah cerminmu
Bersihkan dengan siraman rohani
Cerahkan dengan cahaya iman dan takwa
Dipasang dengan ketaatan bersumber dari ilahi
Dihiasai dalam sunyinya lantunan suci ayat-ayat cinta Nya
Mengertilah karena ku harap kau yang seharusnya lebih mengerti sebagai imamku kelak
Kuakui diri yang hina ini terlalu sombong bagimu meski tak ada niat mengacuhkanmu
Biarkan aku begini saat ini asalkan kesombonganku
yang akan menjaga kemuliaan kita dari kejamnya fitnah dunia dan akhirat.
Maafkan aku karena harus aku bukan dia dan
mereka yang berada dibelakangmu menjadi ma'mum dalam shalatmu ditunaikan.
Biarkan aku dengan keacuhanku mengacuhkan mu dari kenikmatan dunia
karena akhirat itulah tempat sesungguhnya bagi penikmat kesabaran.
Tak usah iri dengan kenikmatan dunia yang ditawarkan dan
tak seberapa dirasakan namun menyiksa kita di akhirat nanti.
Tak usah hiraukan para lisan mencaci tak gaul lah, minder lah,
 ketinggalan zaman atau kuper dan yang lainnya
Asalkan semua itu menjaga kita dari laknatnya sang pencipta.
Ada kekuatan dalam hati tuk bersamamu namun
ku sembunyikan itu untuk menguji ketaatanku
sambil berperang mengalahkan perangai cerdiknya musuh umat muslim.
Apalah artinya diriku yang lemah ini dihadapan Allah yang maha berkuasa
atas segala upaya yang telah diraih sebagai upayaku tuk jemput rahmat Nya.
Mungkin diriku berlaga sok suci tak apalah asalkan kesucianku
dapat melindungiku dari panasnya api neraka
Maha besar Allah yang akan mempersatukan kita kelak
Bersabarlah sejak dini karena kekecewaan yang lebih banyak kau dapati
dari keterbatasanku menguji keikhlasan dan kesabaran,
bersanding mengayuh pedal kehidupan dan mengisi catatan pribadi hatiku.
Siapapun kamu dibalik rahasia janji Allah
kuharap kau yang selalu terjaga dalam ikhtiarmu tuk peroleh ridho Nya
Dimanapun kamu kuharap akhlak shalehmu lah yang akan mempertemukan kita
Bagaimanapun keadaanmu kuharap kamu yang selalu dekat dengan Nya
Karena semua itu yang akan menjadi panutan dan tuntunan
yang membanggakan bagi titipan Nya kepada kita kelak
jika Dia mengijinkan nya kita sebagai seorang ayah dan ibu bagi mereka buah hati kita.
Apapun harapanku semoga menjadi yang terbaik bagi Nya dan bagi ku juga bagi mu
Amin. . .

Singkat kata

untukk mu. . .

Jika kau tak sengaja atau dengan sengaja membaca blog ini
maka bacalah dengan hatimu yang paling benar
singkirkan perasaan yang tak indah tuk dimiliki
Janganlah menyiksa dirimu sendiri
dengan berpandangan buruk terhadapku
Jangan membenarkan apa yang belum tentu kau ketahui kenyataannya
Sesungguhnya ini hanya bagian dari isi hati dan pikiranku
yang tak seberapa ku ungkap dimuka
Tak ingin menambah suasana semakin kacau
Aku hanya mencoba mengkreasikan keduanya
dalam emosiku yang terbuang percuma
Mengatakan semua dengan lantang
namun itu bukan kemahiranku
Hanya mendengarkan dan mendengarkan yang kulakoni
Besar harapan dengan itu ku bisa jauh lebih memahami sekitarku
Agar tak banyak lagi jiwa yang merasa tersakiti
Dengan itu semoga dapat mengurangi sedikit sesal dan dosaku yang terlampau
Oleh karena itu ampuni semua ucapku melalui gerak tanganku ini. . .

Pengakuan

Keterbatasanku menyapa keraguan dalam balutan kebodohan dan keterbelakangan pemikiran hidup menuju akhirat yang diperssembahkan dalam ungkapan penyesalan ini. . .


Ilmu dan amalku dengan dosaku miliki persamaan yang begitu tipis yakni sama-sama tidak terhitung
Ilmu dan amalku tak terhitung bukan karena sangat banyaknya yang diperoleh dan dilakukan tapi karena tak ada yang dapat dihitung sebagai perwujudan syukurku selaku ciptaanNya sungguh berbanding terbalik dengan Dosaku yang tak terhitung jumlah banyak dan tingkat keseringannya


Sungguh malu dan hinanya diri ini ketika terlintas pertanyaan dalam hati "Apakah kau cinta dengan Nya Dia yang kau akui sebagai Tuhanmu sang penguasa segala yang bernyawa" 
      Hanya terdiam terpaku tak ada jawaban yang baku bukan tak mampu lisan ini mengatakan Ya namun hati tak dapat berdusta karena raga ini belum sanggup membuktikan apa yang seharusnya terucap dilisan dan diyakini dalam hati sesungguhnya
Ampuni diri ini bukan maksudku mendua tak peduli dengan makhlukMu yang lain yakni karena tak mampu seorang diri jemput rahmat dan hidayah Mu yang kau janjikan kepada umat Mu yang tak mampu menghadirkan ketakwaan dalam hati


     Harapku terucap inginkan Kau dapat mengirim ridho Mu kepadanya tuk temaniku mencari inayah Mu menuju megahnya surgaMu melewati fananya dunia ini sebagai satu cara tuk dapatkan kasih dan cinta Mu yang kau sebar dengan taburan indahnya ikhlas dan nikmatnya sabar dalam penantianku bersanding dengan makhluk terbaik pilihan Mu. . .
 

Renunganku Template by Ipietoon Cute Blog Design