TAHUKAH ENGKAU BAGAIMANA MELATI ITU ...??? ;-)
Melati tak pernah berdusta dengan apa yang ditampilkannya. Ia tak memiliki warna dibalik warna putihnya...
Ia
juga tak pernah menyimpan warna lain untuk berbagai keadaannya, apapun
kondisinya,panas, hujan, terik ataupun badai yang datang ia tetap putih.
Kemanapun dan dimanapun ditemukan, melati selalu putih.
Putih, bersih, indah berseri ditaman yang asri. Pada debu ia tak marah, meski jutaan butir menghinggapinya.
Pada
angin ia menyapa, berharap sepoinya membawa serta debu-debu itu agar
ianya tetap putih berseri.Karenanya, melati ikut bergoyang saat hembusan
angin menerpa.
Kekanan
ia ikut, ke kiri iapun ikut. Namun ia tetap teguh pada pendiriannya,
karena kemanapun ia mengikuti arah angin, ia akan segera kembali pada
tangkainya.
Pada hujan ia menangis, agar tak terlihat matanya meneteskan air diantara ribuan air yang yang menghujani tubuhnya.
Agar siapapun tak pernah melihatnya bersedih, karena saat hujan
Agar
siapapun tak pernah melihatnya bersedih, karena saat hujan behenti
menyirami, bersamaan itu pula air dari sudut matanya yang bening itu tak
lagi menetes.
Sesungguhnya,
ia senantiasa berharap hujan kan selalu datang, karena hanya hujan yang
maumeahami setiap tetes air matanya. Bersama hujan ia bisa menangis
sekeras-kerasnya, untuk mengadu, saling menumpahkan air mata dan
merasakan setiap kegetiran.
Pada
tangkai ia bersandar, agar tetap meneguhkan kedudukannya, memeluk erat
setiap sayapnya, memberikan kekuatan dalam menjalani kewajibannya,
enserikan alam.
Agar
kelak, apapun cobaan yang datang, ia dengan sabar dan suka cita
merasai, bahkan menikmatinya sebagai bagian dari cinta dan kasih Sang
Pencipta.
Bukankah tak ada cinta tanpa pengorbanan?
Adakah kasih sayang tanpa cobaan?
Pada
dedaunan ia berkaca,semoga tak merubah warna hijaunya. Karena dengan
hijau daun itu, ia tetap sadar sebagai melati harus tetap berwarna
putih. Jika daun itu tak lagi hijau, atau luruh oleh waktu, kepada siapa
ia harus meminta koreksi aascela dan noda yang seringkali membuatnya
tak lagi putih?
Pada
bunga lain ia bersahabat. Bersama bahu membahu menserikan alam, tak ada
persaingan, tak ada perlombaan menjadi yang tercantik, karena
masing-masing memahami tugas dan peranannya.
Tak
pernah melati iri menjadi mawar, dahlia, anggrek atau lili, begitu juga
sebaliknya. Tak terpikir melati berkeinginan menjadi merah, atau
kuning, karena ia tahu semua fungsinya sebagai putih.
Pada
matahari ia memohon, tetap berkunjung disetiap pagi mencurahkan
sinarnya yang menghangatkan. Agar hangatnya membaluri setiap sel tubuhyang telahbeku oleh pekatnya malam.
Pada alam ia berbagi, menebar aroma semerbak mewangi nan menyejukan
Pada
alam ia berbagi, menebar aroma semerbak mewangi nan menyejukkan setiap
jiwa yang bersamanya. Indah menghiasharumi semua taman yang
disinggahinya, melati tak pernah terlupakan untuk disertakan.
Atas
nama cinta dan keridhaan Pemiliknya, ia senantiasa berharap tumbuhnya
tunas-tunas melati baru, agar kelak meneruskan perannya sebagai bunga
yang putih. Yang tetap berseri disemua suasana alam.
Pada
unggas ia berteriak, terombang-ambing menghindari paruhnya agar tak
segera pupus. Mencari selamat dari cakar-cakar yang merusak
keindahannya, yang mungkin merobek layarnya dan juga menggores luka di
putihnya.
Dan
pada akhirnya, pada Sang Pemilik Alam ia meminta, agar dibimbing dan
dilindungi selama ia diberikan kesempatan untuk melakoni setiap
perannya.
Agar
dalam berperan menjadi putih, tetap diteguhkan pada warna aslinya,
tidak membiarkan apapun merubah warnanya hingga masanya mempertanggung
jawabkan semua waktu, peran, tugas dan tanggungjawabnya.
Jika
pada masanya ia harus jatuh, luruh ke tanah, ia tetap sebagai melati,
seputih melati. Dan orang memandangnya juga seperti melati.
Dan
kepada melatiku, tetaplah menjadi melati di tamanku. Karena, aku akan
menjadi angin, menjadi hujan, menjadi tangkai, mejadi matahari, menjadi
daun dan alam semesta.
Tetapi takkan pernah menjadi debu atau unggas yang hanya akan merusak keindahannya, lalu meninggalkan melati begitu saja.
Sumber
: bulancahaya9.blogspot.com