Sore itu langit pun tak secerah biasanya, begitupun aku yang duduk sendiri diatas kursi yang goyang tapi sayangnya bukan kursi goyang melainkan kursi yang sudah tak layak lagi untuk kududuki sehingga sedikit saja aku melakukan gerakan kursinya bergoyang dengan sangat mengkhawatirkan, terpakur sendiri dengan tatapan mata yang kosong, kutangguhkan daguku dengan melipat kedua tangan untuk alasnya diatas meja sebagai sandaranku sambil menatap secangkir gelas yang sebenarnya tidak ada lagi isinya.
Lalu dengan sedikit tersadar kudengar ada jejak kaki seseorang menghampiri ku dengan pelannya dan bertanya, "Apa yang mengganggu pikiranmu anakku hingga gelas kosong kau ratapi seperti itu". Aku tersadar sepenuhnya dari lamunanku dan bergegas memastikan pertanyaan yang ternyata datangnya dari guruku sendiri. Entah apa yang kupikirkan langsung saja aku jawab, "Aku ingin syurga". Guruku bilang, "Sebenarnya gampang sekali untuk seorang perempuan bisa masuk syurga dengan cuma-cuma tanpa hisab", jawabnya. Aku tersentak dan antusias sekali mendengar jawaban berikutnya. "Apa itu pak?" lontarku. Dengan entengnya beliau menjawab "Asal siap saja dimadu, insyaAllah jaminan syurga", dengan menghela nafas panjang sambil mengelus-ngelus dada dan geleng-geleng kepala aku bilang "Astagfirullah kalau itu caranya sumpah dah naudzubillah, dimadunya itu loh pak bermasalah, kalau syurganya sih ok ok aja lah". Dengan otomatis kuketukan tanganku 3 kali dengan hati menggerutu "amit-amit jabang bayi tong saturut-turutna". "Jangan sampai pak rasanya imanku tidak dicukupkan untuk itu". Dengan seketika guruku tertawa dengan puasnya mendengar responku yang tidak ia duga. Walaupun benar yang diutarakannya, ternyata sebenarnya guruku hanya menggoda aku saja yang kebetulan sedang galau pikirnya, hehehe... "ada-ada saja ulahnya pak guru hanya untuk membuatku tersenyum kembali, tapi terimakasih pak aku bisa tersenyum kembali sekaligus kaget luar biasa"
0 komentar orang bijak:
Posting Komentar