Senin, 30 November 2015
1987-2015
November ini persisnya 28 tahun yang lalu seorang wanita yang kau sebut ibu yang nantinya juga akan menjadi ibuku telah berjasa menghadirkanmu ke dunia ini dunia yang akan jadi milik kita berdua dunia dalam bahtera rumah tangga, maka berterima kasihlah jika kau masih belum tahu dan temukan cara membahagaiakanya, pun kehadiranku yang belum sempat bahagiakan hatimu juga hatinya setidaknya berterima kasihlah isyaratkan bahwa keberadaanku disampingmu saat ini disini tak membuatmu lupa akan dirinya
Sabtu, 28 November 2015
Hipotesa
Ketahuilah aku bukan garam..
garam yang jika habis lalu masakan tak lagi terasa gurihnya.
aku bukan gula..
gula yang jika habis takan lagi terasa manisnya.
akupun bukan sabun mandi atau sabun colek, yang jika habis takan bisa memberikan harum dan bersihnya.
aku bukan listrik..
listrik yang setiap bulan harus dibayar lalu jika tidak, gelaplah semua isi rumah.
aku bukan pula sebuah telepon seluler..
ponsel yang jika habis daya baterenya maka ia akan meminta untuk mencharge kembali.
aku bukan furniture..
furniture yang bila rusak dan usang tak berguna lagi tak dapat dipakai.
aku bukan pakaian..
pakaian yang jika kotor harus selalu dicuci atau yang bila rusak harus kembali membelinya.
aku bukan rentenir sang lintah darat..
rentenir yang jika jatuh tempo akan menagih dengan paksa untuk membayar sebuah hutang.
aku bukan air dimusim kemarau..
air yang jika habis terserap tanah dan tersengat matahari akan memberi kehausan dan kekeringan.
Tenang saja percayalah,
aku akan berusaha tetap seperti ini meskipun saat ini tak seperti dulu lagi.
aku akan berusaha tetap seperti ini yang jika suatu saat kau berubah aku akan berusaha tetap menerimamu apa adanya meskipun kau tak lagi melihat adanya aku. aku akan berusaha menjaga lisanku dari kata-kata yang akan membuat kita berpisah meskipun lisanmu tak lagi memujiku dan menenangkan gelisahku. aku akan berusaha menjaga kehormatanmu meski diluar sana mungkin tak lagi menghormatimu.
Karna ku tahu kau gemar sekali membaca, ingin rasanya aku menjadi sebuah buku. Buku yang selalu kau rindukan untuk membacanya meskipun telah kau baca berulang kali kau akan tetap tertarik untuk membuka dan membaca berkali-kali seolah tak pernah membaca sebelumnya.
Namun pahamilah terkadang ada saatnya akupun ingin menjadi seperti sebuah makanan yang jika perutmu merasa lapar kau akan menyibukan dirimu tuk mencarinya tanpa ia harus menjerit dan mengemis untuk ditelan dan kau nikmati.
Seperti halnya matahari selalu bersinar menyinari bumi setiap pagi hingga tiba gelap datangkan bulan. Meski terbitnya terkadang terhalang oleh awan mendung dan kabut ia tetep membagi cahayanya tanpa harus kami bersujud merayu menengadah tangan meminta sinarnya.
Senang rasanya jika langit yang biru dapat mengerti bahwa bumi yang tandus sedang membutuhkan siraman airnya tanpa harus berteriak mengisyaratkan bahwa bumi yang dipijak sedang kekeringan. Maka indahlah bumi beserta isinya..
Surat untuk Ibu, Calon Mertuaku

Assalamualaikum Ibu,
Sebelumnya aku minta maaf karena meminta waktu Ibu sejenak untuk
mendengarkanku. aku minta maaf jika perkataan yang akan Ibu dengar
terasa begitu kaku , janggal bahkan mungkin menyinggung hati Ibu.
aku minta maaf jika apa yang dinda yakini benar , masih terasa salah
bagi Ibu. Ijinkan aku mencoba menjadi anak gadis terbaik untuk anak
kesayangan ibu. Biarkan aku menarik nafas sejenak , seraya mengumpulkan
keberanian.
Ibu , sudah hampir sewindu aku mengenal anak ibu. Berusaha memahami
perbedaan di antara kami dan menjembatani apa yang tidak bisa di
persamakan. Selama sewindu itu pulalah , aku mencoba untuk mengenal Ibu.
Berusaha mencari celah yang bisa aku temukan untuk mendapatkan hati
ibu. Tapi aku belum berhasil.
Ibu masih meninggikan dinding tak kasat mata antara kita. aku tau ini
tidak akan mudah. Anak kesayangan ibu telah memilih aku dan mungkin ibu
belum paham alasannya.
aku bukan musuh Ibu. aku tidak hadir untuk menggantikan posisi ibu di
hati anak kesayangan ibu.
aku tidak akan pernah mampu, Bu. aku tidak
masuk ke dalam hidupnya untuk merebutnya dari kehidupan ibu. aku hadir
untuk belajar pada Ibu.
Setidaknya aku ingin mengerti bagaimana Ibu bisa mendidik dia hingga
jadi laki-laki kesayangan semua orang. Suatu saat dinda ingin ada di
posisi Ibu , memiliki anak laki-laki kesayangan yang begitu dicintai
semua orang.
Ibu, lancang rasanya jika aku secara terus terang berkata bahwa anak ibu
adalah laki-laki pilihan aku tapi itu benar adanya. Berjuta kali kami
memutuskan berpisah , tapi aku menjamin bahwa anak kesayangan ibu adalah
rumah bagi aku.
aku bisa menjamin , bahwa sesusah apapun masalah yang akan kami hadapi
nanti , aku tidak akan pergi. Dia tidak akan menghadapi kerasnya dunia
sendirian. aku akan hadir disana , membagi beban dan kesan agar dia
sadar bahwa dia tidak sendirian.
Ibu hanya perlu menerima. Karena kami berkomitmen penuh pada hubungan
ini. Tidak perlu takut bu. Kami sudah dewasa. Kami tau mana yang baik
dan buruk. Sebelum surat ini dinda tutup , ijinkan aku memohon doa
restu dari ibu. Ijinkan aku memohon doa agar selalu diberi kesabaran dan
senyum yang tidak pernah hilang seperti yang ibu tunjukkan pada aku.
Ijinkan dinda belajar dari ibu , untuk anak laki-laki kesayangan ibu.
Terima kasih atas kesempatan dari ibu untuk mengenal aku. Terima kasih
karena sudah membukakan pintu restu dari ibu untuk kami berdua.
Dari anak gadis yang sebentar lagi akan disandingkan dengan anak laki-laki kesayangan ibu. CP
Jumat, 27 November 2015
I Make a Wish
Ayah.. Ibu..
Haruskah yang kalian anggap sebagai anak mengatakan "Apakah mungkin seekor angsa terlahir dari seekor bebek?"
Ayah.. Ibu..
Jika keberadaanku karena ketiadaan cinta dan cita yang tulus diantara kalian maka cintailah aku layaknya orang yang pernah kalian kasihi dahulu.
Jangan sia-siakan aku karena ketidakpuasan kalian memilikiku menjadi yang super sempurna dimata kalian.
Jika dahulu tak lebih baik daripada sekarang maka saat ini aku tak lebih baik ada untuk kalian.
Wahai sang penguasa rumah, maaf karena aku tak bisa mengerti maksud dari caramu memeliharaku, jangan jadikan cara yang berbeda sebagai alasan kalian untuk menghakimiku menjadi tersangka kasus anak yang bersalah mendurhakai orang tuanya.
Semula kupikir kalianlah yang paling tepat yang Allah janjikan untuk mengajariku mengenal siapa tuhanku.
Ayah.. Ibu.. yang dimuliakan Allah jika sudah tak ada lagi keindahan, kasih sayang dan cinta diantara kita dengan harapanlah yang membuatku lebih baik lagi dimasa sekarang dan masa yang akan datang jadi, jangan padamkan semangat dan harapanku untuk hidup yang lebih baik lagi.
Haruskah yang kalian anggap sebagai anak mengatakan "Apakah mungkin seekor angsa terlahir dari seekor bebek?"
Ayah.. Ibu..
Jika keberadaanku karena ketiadaan cinta dan cita yang tulus diantara kalian maka cintailah aku layaknya orang yang pernah kalian kasihi dahulu.
Jangan sia-siakan aku karena ketidakpuasan kalian memilikiku menjadi yang super sempurna dimata kalian.
Jika dahulu tak lebih baik daripada sekarang maka saat ini aku tak lebih baik ada untuk kalian.
Wahai sang penguasa rumah, maaf karena aku tak bisa mengerti maksud dari caramu memeliharaku, jangan jadikan cara yang berbeda sebagai alasan kalian untuk menghakimiku menjadi tersangka kasus anak yang bersalah mendurhakai orang tuanya.
Semula kupikir kalianlah yang paling tepat yang Allah janjikan untuk mengajariku mengenal siapa tuhanku.
Ayah.. Ibu.. yang dimuliakan Allah jika sudah tak ada lagi keindahan, kasih sayang dan cinta diantara kita dengan harapanlah yang membuatku lebih baik lagi dimasa sekarang dan masa yang akan datang jadi, jangan padamkan semangat dan harapanku untuk hidup yang lebih baik lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)